Artikel yang saya angkat sebagai tugas ‘globalisasi’ ini, disadur dari :
Elfitra Baikoeni's Site - NEOLIBERALISME DAN KEMISKINAN http://jejaringkimia.blogspot.com/2010/12/belajar-dari-kasus-minamata-dan-tragedi.html
- Search diakses pada tanggal 12
Mei 2012
Dari
artikel tersebut saya dapat mengidentifikasi bahwa salah satu faktor penyebab
terjadinya globalisasi (yang menurut saya dominan)adalah ekonomi. Tak dapat
dipungkiri, bahwa dunia sekarang ini didominasi oleh pesatnya
internasionalisasi perdagangan dan financial,meningkatnya kekuatan perusahaan
multinasional atau perusahaan transnasional , serta semakin kuatnya pengaruh
dan peran institusi IMF, WB, dan WTO.
Ekonomi
menjadi faktor globalisasi karena kebutuhan tiap Negara untuk memakmurkan
rakyatnya ditempuh melalui kerja sama ekonomi dalam segala bidang. Ekonomi pun
menjadi aktor yang memainkan peranan yang signifikan dalam menciptakan
globalisasi. Negara –negara yang melakukan kerja ekonomi ,melakukan pertukaran
produksi, investasi,SDM, informasi dan perdagangan.
Perkembangan
dan ekspansi besar-besaran perusahaan-perusahaan dengan modal raksasa tidak
terlepas dari momok neoliberalisme .Neoliberalisme yang lahir dari kemenangan
kapitalisme dalam perang dingin,membuat Negara-negara miskin dan berkembang dengan
mudahnya menerapkan konsep neoliberalisme apalagi negara –negara yang merupakan pengusung konsep ini memiliki
semua syarat kekuasaan (power,modal, teknologi,tenaga ahli, dan angkatan
bersenjata)sehingga memungkinkannya sangat dominan dalam pengambilan-pengambilan
keputusan yang menyangkut tatanan masyarakat global
Asumsi-asumsi
dasar dari Neoliberalisme adalah aktor utama kegiatan ekonomi adalah individu.
Disini neoliberalisme menekankan perlunya penciptaan pasar yang bebas dari
intervensi dari poliitk (pemeritnah). Aturan pasar adalah keterbukaan yang sebesar-besarnya
atas perdagangan internasional dan investasi. Pasar diserahkan dengan kebebasan
gerak modal asing. Jika ini dapat dilakukan maka akan menjadi dua hal. Pertama,
perekonmiian Negara-negara akan maju dengan pertumbuhan yang tinggi akibat
masifnya modal yang masuk. Kedua, karena kesalingketerkaitan ekonomi domestic
dunia akan menjadi aman dimana karena satu Negara tidak akan berperang dengan
Negara lain karena adanya pola hubungan interdependensi antara mereka.
Meskipun
dengan keunggulan yang telah disebutkan diatas, neoliberalisme telah
mengakibatkan jurang pemisah antara Negara-negara industry maju dan
Negara-negara berkembang, sedangkan di lingkup domestic masyarkat ekonomi yang
kaya semakin menindas masyarakat ekonomi
lemah yang mayoritas.
Tak
hanya itu, neoliberalisme berefek buruk pada eksploitasi sumber-seumber
kekayaan alam sehingga memberi dampak
pada terganggunya keseimbangan ekologis dan kerusakan ekosistem dibanyak Negara
diseluruh dunia. Akibat pembukaan lahan-lahan eksploitasi baru di hutan-hitan
Negara berkembang, maka tidak dapat diabaikan bahwa MNC’s dan pemerintah Negara
basisnya berkontribusi besar terhadap semakin menipisnya kadar oksigen dan
peningkatan kadar CO² bumi akibat pembukaan lahan tadi. Berdasarkan hal
tersebut ,kita tentunya dapat menarik keimpulan mengenai kontibusi besar
mNC’sdan pemerintah Negara basisnya terhadap terjadinya pemanasan global (global warming). Tak hanya itu, bila
kita mengingat tragedy Minamata Disease dan teluk Buyat akibat pencemaran limbah
merkuri dari perusahan pabrik yang telah menelan banyak korban jiwa menjadi
ancaman bahwa globalisasi telah mengancam hidup manusia bukan saja dari system ekonomi internasional
namun berimbas pula pada tatanan lingkungan global.
0 komentar:
Posting Komentar