Senin, 29 April 2013

Ekspansi NATO




 


Dalam menganalisis studi kasus ini, boleh lah saya memakainya dengan ‘kacamata’ pendekataan Liberalisme. NATO atau North Atlantic Treaty Organization (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) adalah sebuah persekutuan militer di antara negara-negara Blok Barat. Sejarah berdirinya persekutuan ini sangat berkaitan erat dengan situasi Perang Dingin. Oleh karena itu, ada baiknya kita memahami sekilas Perang Dingin sebelum menelusuri NATO itu sendiri.
Sebagaimana yang kita pelajari di buku-buku sejarah, pasca Perang Dunia II, lahir dua negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Keduanya terlibat ketegangan dan konflik karena berbeda secara ideologis. Masing-masing negara adikuasa tersebut membuat blok yang terdiri atas negara-negara yang mendukungnya. Amerika Serikat membuat Blok Barat, sedangkan Uni Sovyet membuat Blok Timur. Ketegangan dan konflik antara kedua blok inilah yang disebut Perang Dingin.
Negara-negara Eropa sendiri terbelah ke dalam dua blok besar ini. Negara-negara Eropa Barat bergabung ke blok Barat. Sementara itu, Eropa Timur dirangkul oleh blok Timur. Negara-negara Blok Barat, yang dikomandani oleh Amerika Serikat lantas bersatu secara militer untuk menghadang kekuatan Blok Timur. Maka, pada 4 April 1949, 12 negara blok Barat berkumpul di Brussel, ibukota Belgia, untuk menandatangani pembentukan persekutuan militer yang kita kenal dengan nama NATO.
Negara deklarator NATO itu adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Kanada, Belanda, Luksemburg, Denmark, Islandia, Italia, Norwegia, Portugis, dan tentu saja tuan rumah Belgia.

         Bagi blok Barat, NATO adalah lembaga pertahanan bersama. Artinya, serangan terhadap sebuah negara blok Barat akan dianggap serangan terhadap seluruh Blok Barat.Oleh karenanya, jika kasus seperti itu terjadi, misalnya jika Blok Timur menyerang sebuah negara di Eropa Barat, maka NATO akan turun tangan sebagai pembela anggotanya.

           Pada 1990-an, Uni Soviet runtuh, menandai hancurnya Blok Timur dan sekaligus berakhirnya Perang Dingin. Konsekuensinya, tugas NATO seharusnya berakhir.
Namun, Amerika Serikat sebagai pemimpin negara-negara Barat terus mempertahankan NATO. Apalagi, negara-negara Blok Timur pada akhirnya bergabung dengan NATO. Maka, NATO membuat dominasi Amerika Serikat kian terasa atas negara-negara Eropa. Meskipun, Eropa sendiri terus menggugat agar peran Amerika Serikat dibatasi.
           Oleh karena itu, pada 1990-an hingga 2000-an, peran NATO masih terasa dalam perpolitikan internasional. NATO, misalnya, turun tangan saat penjatuhan sanksi atas Irak pada masa pemerintahan Presiden Saddam Hussein pada 1990-an. Pada 2001, pasukan NATO di bawah pimpinan Amerika terjun dalam perang di Afghanistan. Disini dapat saya katakan  ekspansi NATO tidak berhenti , namun tugasnya sudah tidak relevan lagi

Untuk menjawab pertanyaan studi kasus ini, ide perluasan ekspansi wilayah NATO sendiri sebenarnya merupakan taktik untuk meminimalisir ideologi komunis.NATO ingin menanamkan ideologinya yaitu Liberal,tentu saja hal ini berpengaruh pada ideologi,ekonomi dan rutinitas sosial di negara-negara Eropa. Dengan dalih keamanan saaat era PD, NATO melakukan ekspansi wilayah dengan mendirikan pangkalan militer di negara-negara lawan yaitu Jepang misalnya hingga ekspansinya meluas ke Afrika Utara kecuali Mesir . Bukan diundang sebagai anggota,tapi mendudukkan pasukannya disana. Menurut saya dengan mendirikan pangkalan militer, NATO memiliki tujuan  yaitu ingin mengamankan kepentingan nasional negaranya sendiri. Kepentingan nasional negara yang saya maksud adalah Amerika Serikat ingin memperluas pasarnya. Ide NATO untuk mengajak Eropa Timur untuk bergabung adalah untuk memperkuat daya kapitalnya berhubung Ukraina dan tetangga-tetangganya kaya akan minyak . Alasan NATO menginvasi negara-negara Timur Tengah dan Komunis adalah dengan modus untuk mendapatkan sumber minyak . Banyak sekali tambang minyak di Libya,Sudan dan Sudan Selatan milik China ataupun Korea selatan. Terlebih lagi hampir semua wilayah sosialis dan komunis dipimpin oleh diktator. Diktator umumnya memiliki banyak harta yang tersembunyi dari penjualan sumber dayanya & disimpan di akun lain.
Akan tetapi karena sekarang sedang terjadi krisis Zona Euro dan resesi ekonomi di AS maka daya ekspansi NATO tersebut agak berkurang.Sementara EU sangat tergantung kepada energi dari Rusia, karenanya Barat hendak menguasai seluruh kawasan Timur Tengah untuk melepaskan ketergantungan energi dari Rusia.
Untuk mempertahankan dirinya Rusia coba membentuk blok baru yang meliputi Suriah, Iran, China, Rusia, Azerbaiyan, Kazakhtan, Tajikhistan, Turkmenistan, Kirghistan,dll. Dalam blok buatan Vladimir Putin yang dinamakannya "Euro Asia" untuk menyaingi perluasan NATO sampai ke Georgia(Bekas wilayah Sovyet),Georgia sebelah utara Iran. Karenanya Rusia,China dalam masalah Suriah,Iran akan dipertahankan mati-matian dari invasi Amerika Serikat .Rusia dan China akan memveto setiap resolusi PBB yang mengancam Iran ataupun Suriah. Dalam Mempertahankan dirinya Rusia coba membentuk blok baru yang meliputi Suriah ,Iran, China ,Rusia Azerbaiyan, Kazakhtan,Tajikhistan,Turkmenistan,Kirghistan,dll. Dalam blok buatan Vladimir Putin yang dinamakannya "Euro Asia" untuk menyaingi perluasan NATO sampai ke Georgia(Bekas wilayah Sovyet),Georgia sebelah utara Iran.Karenanaya Rusia,China dalam masalah Suriah,Iran akan dipertahankan mati-matrian dari invasi AS.Rusia dan China akan memveto setiap resolusi PBB yang mengancam Iran ataupun Suriah.

Dalam konteks inilah sehingga AS dan sekutunya tidak bisa menyerbu Suriah karena di veto oleh Rusia dan China..Maka dari itu, Barat hendak menguasai seluruh kawasan Timur tengah untuk melepaskan ketergantungan energi dari Rusia dengan dalih memperluas pasar dan mengeruk kekayaan Minyak


Tugas Kuliah : Analisis ekspansi NATO melalui paradigma HI






0 komentar:

Posting Komentar

 

Meuthia's World Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger