Oke. HIMAHI. Cukup lama
otak saya menari-nari menemukan kata-kata yang cocok dengan kata kunci tersebut
. Lama saya menatap layar monitor saya ,membaca berulang-ulang kali dan
menghapus beberapa kalimat yang telah saya ketik kemudian mengetiknya lagi.
HIMAHI.
Ya,Cuma terdiri dari 6 huruf. Yang
terlintas dalam pikiran saya tentunya adalah sebuah rumah. Bangunan yang
berataskan atap dan terdiri dari
bilik,pintu ,kamar-kamar dan beberapa ruang yang dihuni oleh sebuah keluarga. Tapi, makna rumah dari kata HIMAHI sangat berbeda dari yang secara umum berada dalam gambaran pikiran orang-orang.
HIMAHI.
Tak hanya berbicara ‘rumah’. Tak hanya sekedar orang-orang yang terlibat didalamnya.
Ini berbicara ‘kebersamaan’ . Bukan kebersamaan yang terdengar klise dimana
hanya ada sekumpulan orang-orang yang duduk bersama dan ber –haha-hihi tanpa
makna.
Ini berbicara kita ,K-i-t-a. Sebuah rumah berupa ruangan sempit 3x3 yang selalu disesaki
penghuninya.
Tak
hanya sekedar, “ hai,spiji !”kemudian menunggu jawaban dari yang ditanya
,ditambah sedikit basa –basi,kemudian berlalu sambil melambaikan tangan.
Tapi
ini berawal dari “hai,spiji ! “ kemudian menjadi cerita panjang dan akhirnya
kembali lagi dengan “hai,spiji !Lamanya tidak ketemu di’ ,wah..masih begitu-begitu ji
ko di’ ndada yang berubah.bagaimana kau sekarang dengan si anu?masih
sama-sama ji? bagaimana kerjaanmu?
masih bisnis itu ko? masih sering ko
kontekan sama si anu? di Bandung mi katanya sekarang kudengar dari anak-anak .Masih
kau ingat dulu ..bla..bla..bla “
Yah
berawal dan berakhir ‘hai spiji’ yang beruntut panjang. Hanya dalam satu
kalimat sapaan dan kau memiliki berbagai banyak cerita.Suka maupun duka .Dimana
kau bisa bercerita dan berbagi apa saja dengan orang-orang yang sebelumnya
tidak kau sangka menjadi salah satu bagian dari hari-harimu. Bersenda gurau dan
mengeluh ina inu tentang hari-hari perkuliahan yang penat dan menjemukan, hiruk
pikuk rutinitas himpunan, seputar percintaan dan odo’odo’ baru , keluhan mengenai kosan dan uang yang habis sebelum
akhir bulan,atau tentang apa saja. Orang-orang yang awalnya biasa-biasa saja
bahkan menjadi tahu kebiasaanmu diluar kau mengenal dirimu sendiri .Baik atau
buruk sekalipun. Kau tidur dengan gaya ‘sleeping beauty’ ,ngupil ,tidak mandi ( ini banyak ditemukan di himpunan) bukanlah
menjadi suatu momok yang memalukan dan ditutup-tutupi. Orang-orang yang
mengerti dikala raut wajahmu bermuka masam,lalu menepuk pundakmu dan berkata
“Kenapa ko? Ada apa?...“. Orang-orang yang juga turut merayakan kebagaiaanmu
dan berbagi bersama –sama.
HIMAHI
adalah tempat dimana kau menjadi adanya dirimu dan menerima adanya orang-orang
yang bersamamu pula. Baik atau buruknya.Lebih atau kurangnya. Dengan berbagai
latar belakang keluarga dan kehidupan yang berbeda. Kau tidak harus
berpura-pura atau tampil menjadi setingkat lebih baik atau unggul .Tak ada
sekat . Tak ada sungkan dan enggan. RumaHI adalah tempat dimana kau bisa
bercerita dan berbagi mengenai mimpi dan harapan yang kelak akan menjadi tempat
dimana kau bisa kembali .Tempatmu kembali meneguk kenangan
Yah,itulah HIMAHI .Sesederhana itu....
“HIMAHI. Cerita yang tidak pernah
habis.Cerita yang selalu kau ulang-ulang meski terdengar bosan namun selalu
menjadi bahan perbincangan seru dan selalu tinggal dan tetap dalam ‘ingatan’.
Ingatan yang kembali memutar pada kejadian yang sama,tempat yang sama dan
dengan orang-orang yang sama yang masing-masing membawa warna berbeda. HIMAHI
menjadi pengingat yang baik dikala akhirnya berpisah dan memeluk mimpi
masing-masing .Namun hanya ingatan yang sama yang membuatnya satu dalam ikatan..
HIMAHI. Demikian layaknya semacam kisah yang sama-sama kita simpan dalam
album yang sama. Meski dalam potret dan moment yang berbeda. Namun cukup satu
wadah yang membuatnya utuh,yaitu kita. HIMAHI...
Selamat Ulang Tahun , Semoga Umur
Panjang..semoga regenerasi mu mampu mengkokohkan pondasi rumahmu “
,
-
Siti
Meuthia Nurfadilah -