Selasa, 30 Agustus 2016

Kembali Bersekolah (1)

Setahun jeda lulus dari dunia perkuliahan, betul betul menguras perasaan, sisanya energi yang dikeluarkan saat masih hangat hangat tai ayam mencari lowongan pekerjaan, menyambut job fair dengan semangat, dan dua bulan yang terasa melelahkan saat memilih pekerjaan yang 'salah'. Salah bukan berada pada pekerjaan itu sebenarnya, saat itu saya sadar bahwa bekerja bukan passion saya, bukan dari dasar kemauan saya yang paling dalam.  Yah kembali ke kalimat awal tadi, pilihan saya bekerja waktu itu karena efek dari" menguras perasaan ". Mengapa? karena begitu banyak pertanyaan berbungkus sindirian pasca saya wisuda, "sudah kerja dimana?"  "eh, sekarang si Ini sudah kerja di perusahaan itu loh, katanya gajinya cukup besar"  dan beberapa versi pertanyaan atau ungkapan lainnya yang intinya tetap sama, yang membuat saya tergerak ingin cepat bekerja kala itu.Disamping peran saya sebagai anak yang tertua, hingga mendorong saya ingin segera mendapatkan pekerjaan.


Hal yang lebih parah, ujung-ujungnya bertanya kapan menikah? atau mungkin perlu saya capslook ya, KAPAN NIKAH? Oh Tuhan....,seperti pernikahan adalah jalan terakhir dan satu-satunya untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan saja bahkan mungkin pilihan terakhir saking tidak adanya pilihan yang ingin dipilih, kalau yang ini asumsi saya sih, karena ada beberapa orang yang hendak menamatkan sekolahnya hanya ingin menikah setelahnya (entah karena alasan besarnya uang panaik, gengsi, tuntutan bahkan memang budaya 'nikah setelah wisuda' yang mereka anggap seperti itu. Atau memang tagline "kapan nikah" hanya sebagai guyonan saja, basa basi belaka yang menguras perasaan :p Ya iya  menguras perasaaan kalau si penanya ini tidak tahu kondisi. Kalau jomblo atau pacarannya belum  matang untuk mengarah kesana? lha baper laaah. eh kok malah saya yang senewen dan baper sendiri ya? haha. 

Kembali ke topik. Kembali bersekolah. Saat saya memutuskan kembali bersekolah. Kebimbangan saya muncul lagi. S2 membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dalam artian, beban orangtua akan lebih banyak dan jauh memberatkan lagi. Bahkan memungkinkan saya akan hidup di tempat lain, di tempat yang benar- benar baru, dengan orang-orang baru, dan tentu saja saya mesti struggle sendirian. Apakah saya bisa? Mendaftar beasiswa juga akan menguras waktu lebih lama lagi dan belum tentu akan lulus juga. Oh pesimisnya saya.

Akhirnya dengan dorongan keluarga, akhirnya saya bisa meneruskan sekolah saya lagi. Kembali bersekolah lagi. Kembali merasakan sensasi perkuliahan yang masih teramat saya rindukan..................di almamater yang sama.

Ya, pilihan ini memunculkan pertanyaan lagi dari beberapa orang, termasuk dosen  yang terbilang sudah akrab (beliau adalah pembimbing skripsi saya). Beliau adalah salah satu orang yang cukup kecewa akan pilihan saya melanjutkan kuliah dengan tetap stay disini, dengan tidak mengambil resiko dan tantangan baru untuk kuliah di luar negeri, tidak seperti senior senior yang sudah terlebih dahulu menyebar ke belahan negara lain . Alasan saya waktu itu " nanti saja bu, nanti kalau sudah bersuami biar ada yang temani kesana ". Haha...sebenarnya alasan saya tidak mengada-ada sih, itu termasuk daftar impian saya. Hehe. (Mungkin nanti saya akan tulis khusus di part itu :p)

Well, aktifitas saya sekarang ini adalah mahasiswi baru pascasarjana Univeristas Hasanuddin , konsentrasi Gender dan Pembangunan. Pilihan saya ini juga cukup banyak menimbulkan reaksi dari beberapa orang. Cukup banyak malah, kalau saya ingat dan hitung baik-baik.

Nanti akan saya ceritakan di part berikutnya ya!

Hikmah postingan saya kali ini adalah : Hidup adalah jawaban dari roda pertanyaan yang terus berputar dan akan terus berlanjut dan berputar lagi, lagi dan lagi. Hahaha.Terima kasih yang sudah membaca!


H A I

H A I

Sudah lama saya tak menjenguk blog saya ini, sekedar memeriksa betapa konyolnya tulisan -tulisan saya yang ada di post sebelumnya. Terakhir saya menulis di blog ini setahun yang lalu dan waktu itu entah mengapa hasrat menulis di blog malah timbul di tengah tengah penggarapan skripsi saya. Aneh kan? saya yang malas menulis atau adrenalin menulis saya baru 'tergugah' di saat saat kejepit.  Memang tidak begitu penting ya?  


Tulisan saya hanya sekedar dan biasa saja, hanya menumpahkan apa yang tersimpan di dalam pikiran. Syukur-syukur tulisan saya bermanfaat (karena saya mem-posting beberapa tugas kuliah S1 ). Siapa pun itu, semoga co-paste nya menghasilkan nilai yang baik haha. Dan.. siapa pun yang membaca uneg uneg hati saya yang sok sastraaaa, semoga terhibur dengan tulisan saya yang tidak kesastraan sama sekali. 


Anyway, ada banyaaaaaak sekali yang ingin saya tumpah ruahkan dalam blog saya yang (nyaris) lumutan ini. Begitu banyak momen momen baik yang saya lewatkan begitu saja tanpa merekamnya dalam sebuah tulisan yang yaaah...(isi sendiri saja ya :p)

Semoga 'nafsu' menulis blog  bisa senafsu membalas chatting di LINE.Terima kasih yang sudah singgah di 'kamar kecil' saya ini. Semoga kalian tetap ramah menyinggahi di post-post saya berikutnya.

Hasil gambar untuk kata hai

 

Meuthia's World Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger