Minggu, 11 November 2012

Aku,Hujan dan November





Kali ini aku pulang sendiri (lagi)
Setiap hari..
Tapi kali ini beda, hujan sore hari telah membasahi pikiranku
Mungkin juga hatiku..

Aku hanya duduk termangu menatap rembesan titik air yang berembun di kaca angkot yang tadi kutumpangi..

Aku Kosong..

Entah aku di atmosfer planet apa, sehingga aku diteriaki penjual gorengan karena aku lupa mengambil uang kembalian.
Apakah yang sedari tadi kupikirkan?
Aku tak sengaja menginjak lubang air yang becek tergenang air.
Aku melangkah dengan ringan..
Sangat ringan..
Sebentar lagi kosong ,tak ada berat..
Aku ingat sekarang,
Hujan mengingatkanku bahwa sepanjang jalan ini pernah ada bayangan kita.
Ah tidak,maksudku bayanganmu..
Yah bayanganmu..
Aku ingin hujan deras turun.
Sangat deras..
Agar segala bayanganmu di setiap ruas jalan yang kulewati tidak ada lagi
Tidak akan ada lagi..

(Makassar, 4 November 2012)




Minggu, 28 Oktober 2012

Tanpamu

Aku baru saja tiba didanau kita.
Namun sejenak aku sadar
Ada yang kurang, sayang.
Aku pergi sendiri dengan kakiku.
Biasanya diakhir pekan, kita akan mendayung perahu ini bersama hingga tepian danau dan menikmati jingga berdua
Kini aku mendayungnya sendiri hingga tepian tanpamu
Hebat bukan?
Biasanya aku lelah di tengah hingga terengah, hingga hanya dirimu yang meneruskannya dan membiarkanku 
duduk selonjoran sembari memercikkan air diwajahmu dengan gaya menggoda.
Kini, ku tiba ditepian
Ternyata danau ini cukup luas untuk aku seberangi seorang diri.
Kau tahu sayang?
Aku cukup hebat tanpamu..




Kamis, 27 September 2012

Selamat Malam Arya..

Waktu telah menunjukkan pukul 2 dini hari. Jarum panjangnya bergerak menuju angka tiga.
Aku masih terpekur disini, dihadapan laptop dengan wajah masam dan rambut singa ala jingle iklan shampo merk terkenal
Jariku terus menari, namun otakku tidak. Ideku mandeg. Tugas kuliah ini belum kunjung selesai. Ataukah memang akunya yang tidak paham dengan tugas ini.
Aku menggerutu, seandainya aku mengerjakannya kemarin,sejak tugas ini diberikan.
Ahh..aku gusar sendiri

Tiba-tiba perutku menggelitik. Mau dikitik dengan isi kulkas sepertinya. Saat kutengok .Melompong. Maklum tanggal tua. Aku melirik isi dapur. Hanya ada sebungkus mie instant yang menyembul disana. Segera aku menyalakan kompor dan merebus air.

Uap panas dari mangkok menyembul ke wajahku. facial sederhana seperti ini jadinya.bedanya setelah ini,jerawatku tidak dipencet.
Dengan lahap aku menghabiskan mie instant terakhirku pada penghujung bulan ini.Makanan setia dikala lapar dan jam-jam seperti sekarang.

Aku menyalakan televisi, tidak ada yang menarik. Jam segini siapa juga yang menonton. Ibu-ibu sudah mengorok dikasur dan memimpikan tokoh-tokoh favorit sinetron kesayangannya.
Kulirik jam dinding diatasku, sudah hampir menunjukkan pukul tiga dan tugasku tak kunjung selesai.
Sebenarnya sederhana, tinggal cari di mesin pencari internet. Tak tik tuk ,tugas akan kelar dengan sekejap mata.
Namun,itu bukan gayaku. Aku ingin tulisanku berversi.Memiliki gaya sendiri. Hingga pada saatnya dosen membaca tugasku, tulisan yang ada adalah orisinil. Murni dan khas hasil pekerjaanku.
Yah,aku memang mencari beberapa artikel di internet sebagai sumber, namun itu tidak mutlak mentah ku ambil bulat-bulat. Aku bukan plagiat maniak. Bukannya membanggakan diri dengan mengatakan tidak untuk plagiat, tetapi sederhana saja. Coba bayangkan tugas yang kau kerjakan susah payah,namun temanmu dengan entengnya menirunya dengan sama persis?bahkan tanpa seizinmu?Menjengelkan bukan?

Hoahmm..sepertinya aku mulai mengantuk. Aku merebahkan diri dengan tubuh terlentang dengan kaki yang sedikit terjengkang. Agar urat-urat saraf dan ototku merenggang
kulirik handphoneku yang tergeletak disampingku. Daritadi tak ada getaran. Artinya tak ada kabar dan tak ada ucapan selamat tidur. Seketika pikiranku teringat tentangnya..Tentang Arya.

" Aku pergi ke Bandung untuk seminggu ke depan. Ada turnamen basket disana, lumayan hadiahnya besar. Kalau menang,aku juga turut membanggakan kampus kita kan?begitu pun juga dengan dirimu...jaga diri baik-baik.aku akan pulang membawa piala. tidak akan lama...", itu kata-kata terakhirnya saat pamit di bandara.

Aku biasa saja, tidak menangis sesenggukan dan berakhir dengan pelukan seperti layaknya cewek-cewek layar kaca dengan adegan yang mungkin mirip sama.Aku terbiasa mandiri tanpanya.Lagipula ia tidak pergi jauh,meski aku tahu aku pasti akan merindukannya

Namun lima hari berlalu,ia tidak ada kabar sekali pun. Terakhir kali,ia hanya memberikan pesan singkat hanya untuk mengabarkan ia telah sampai disana.Cuma itu.Singkat sekali, ia hanya mengatakan " udh sampai nih.." , dan setelahnya tidak ada balasan rentetan.
Padahal tadi,aku sempat mendapatinya meng-upload foto jalan-jalannnya di kawasan Dago bersama teman-teman se klub nya.
Agak perih, rupanya memamer kebahagian dengan facebook jauh lebih berharga dibanding membaginya denganku.Aku mencoba berpikir positif. Mungkin ia butuh waktu sendiri untuk bersenang-senang. Aku tak berani meng-SMS nya duluan, takut menganggu dan memecah konsentrasinya untuk pertandingannya.
Aku kalau sudah meng-SMS, kata-kataku tidak ketulungan. Aku tipe orang yang kurang suka dengan sms yang teramat singkat, hanya dengan " oh.." " iya.." "hmm,.."."yaudah, aku makan ".
Aku suka menyerbunya dengan kalimat perhatian, manis namun tidak berlebihan dengan selipan candaan yang nakal. Arya sangat suka dibegitu kan  Namun sepertinya saat ini, dia sedang tidak ingin menginginkannya.
Tidak mengapa, yang jelas tinggal beberapa hari ia akan segera pulang.

Ahhhhh..aku meregangkan otot punggungku.Mencoba rileks dan melanjutkan tugasku yang bersisa selembar lagi..
jariku mulai menari...
Nafasku menghela panjang.
"Selamat Malam Arya ..",




Diammu Benciku

Yah, seperti ini.
bisu dan saling memunggungi
Tak ada kata, tak ada sapa..
Kau dijalanmu, Aku dijalanku
menapaki jalan yang  berbeda
Berlawanan arah

Aku tahu kau masih disana
Kamu pun tahu aku masih disini
mungkin kita bertemu dalam pikiran
menyadari bahwa kesepian ini saling mencumbu
namun tidak dengan  hatiku

Aku benci diammu..
Kau sesungguhnya dalam kepura-puraan
atau memang tiada peduli
membeku dan menungguku  mencairkannya?
Tidak..Aku benci itu
Sekali lagi,aku bukan pelayan hatimu

Mungkin lebih baik begini
Berjalan sendiri-sendiri
Tanpaku
dan ...
Tanpamu..
Biar kamu mengerti apa artinya "kehilangan..."







Senin, 24 September 2012

TITIK (tanpa) KOMA




Ketika titik memunculkan tanda tanya
dan kata yang terpendam. diam.
 hanya ada dentingan nafas yang memantul pada tembok berpucatkan pasi. senyap.
 Debar jantung melebur sepi
 dan deru nafas kian menggigit, memori itu kembali merayap seperti laba-laba yg menari di sudut langit-langit.
 Kita larut dalam kubangan kenangan. Bersama bayang masa silam. Seseorang yang datang dari masa lalu.
 Pilu . sepertinya perasaan ini khas. Aku masih ingat bayangan dirimu yg perlahan bergerak..makin jauh..dan hilang.
Lebur bersama desau angin. yang tertinggal hanya jejak kenangan. Luruh.
 dan tiba-tiba kau memintaku untuk memungutnya lagi, sejumput kenangan yg tak ingin aku ingat lagi.
Arghh...
 Namun bayangmu datang lagi
Mencumbu ruang pikiranku ,menggigit memori masa lalu yang lambat laun muncul satu per satu..
Sepeda ontel dan senyummu disaat jingga terakhir waktu itu masih terekam jelas..
sangat jelas..
Hingga hatiku tertegun
Ada bisikan disana
Aku tak tahu pasti gaungnya,
Namun yang sempat terdengar hanya
"yah..aku masih mecintaimu "

Ya, kata itu yang selalu kau ucapkan. Setelah berkali-kali kau pergi. Dan kembali lagi. Ya, berkali-kali.
 Hingga tak habis malam mencumbu bayangmu.
 Bisakah sejenak saja? Aku lelah 
Apalah artinya cinta pada bayangan
Enyah saja!
Aku ingin belajar menjadi sepi. Tanpa bayang dan ilusi.
 Biarkan aku disini
Berkawan malam berpagut pada waktu 
Dengan titik tanpa koma





Sabtu, 22 September 2012

Makassar Maghrib...

     Jam menunjukkan pukul lima lewat empat puluh lima, hiruk pikuk kendaraan makin padat. Kendaraan roda dua makin menyusup jalan diantara truk, mobil dan puluhan angkutan umum.Kendaraan roda empat pun tak mau kalah, saling beradu klakson bagi kendaraan apa saja yang menghalangi jalannya.

     Penuh peluh dan kebosanan..Yah,seperti itu lah. Semuanya ingin cepat pulang merebahkan kepenatan akan aktivitas yang cukup memeras badan hari ini.
Aku berdiri di sisi jalan menunggu angkutan umum yang ingin kutumpangi menuju pulang. Aku segera melambaikan tangan ketika pete-pete dengan aksen biru muda dan pink yang sudah muncul di ambang jalan.
Aku melihat sekilas penumpang didalamnya, yah..cukup penuh. Namun ,masih bisa menyempitkan diri diantara sesakan macam-macam keringat . Mau diapa lagi, waktu sudah maghrib.Aku ingin cepat pulang.. pamali katanya kalau maghrib belum ada dirumah. Tiba-tiba aku teringat pada masa kecilku, ketika aku sedang girangnya  bermain dengan anak tetangga dan sejenak saja langsung disuruh pulang ke rumah. Tak jarang mendapat omelan ,karena keasyikan lupa waktu tatkala sore sudah mulai gelap.

       Aku memperbaiki posisi dudukku diantara himpitan para penumpang-penumpang lain. Iseng saja, aku mulai memperhatikan gerak -gerik dan penampilan mereka. Yang duduk di hadapanku, seorang wanita. Tampaknya pegawai bank atau karyawati swasta. Kelihatan dari busana seragam biru tuanya yang dipadu padankan dengan rok mini hitam. Mukanya tampak lelah ,meski polesan make up dan sanggulan rambutnya masih tertata dengan baik. Dia masih mending, daripada lelaki yang duduk paling sudut belakang. Saking kelelahannya,ia tertidur dengan pulas dengan ganjalan lengan kirinya sebagai sanggahan kepalanya. Dari penampilannya tampaknya seorang mahasiswa, seperti ku. Mungkin dua tingkat di atasku. Ibu-ibu berbaju dinas yang duduk disampingku tak kalah capeknya , dua kantong putih besar berisi belanjaan ia genggam di depannya. Ia pasti sangat kelelahan, selain menjadi pegawai negeri sipil ia juga merupakan seorang ibu rumah tangga. Bisa ku tebak dari isi belanjaannya yang merupakan produk-produk khas kebutuhan rumah tangga, sebut saja susu instan , bumbu penyedap ,minyak goreng dan lain sebagainya dan seterusnya.

    Tak jauh beda dengan anak SMA yang berada disamping kiri ku, tangan kirinya memegang tumpukan dua buku pelajaran diatas pahanya sedangkan tangan kanannya sibuk memijit tombol hape. Sepertinya dia sedang asyik BBMan . Dibalik kelelahannya ia menyibukkan diri dengan bergadget ria,walau dari tampilannya begitu kucel dan kusut. Rambut panjangnya tampak lepek dan berbau keringat. Semuanya gerah ,letih dan dilanda kebosanan. Tidak ada semburat wajah ceria dan kegembiraan. Lesu dan tidak bersemengat.

      Supir pete-pete rupanya tak kalah lelahnya. Ia mengemudi  lebih ngebut dan ketika melihat calon penumpang lain yang melambaikan tangan ,ia langsung mengerem sehingga badan kami, para penumpang , refleks melayang  ke depan.Untung tanganku memegang erat di sisi jok panjang .
Supir pete -pete pun tampaknya ingin juga cepat pulang ke rumah, memberikan sejumput uang receh hasil narik nya hari ini kepada anak istrinya yang sedang kelaparan (mungkin) dan menunggunya di rumah. Tak jarang jika kesabaran mereka hilang, mereka akan membunyikan klakson panjang dengan bunyi yang menurutku  aneh,jika kendaraan yang didepannya tidak maju-maju  atau bahkan meneriakinya  dengan sumpah serapah dengan bahasa yang kurang ku mengerti.

      Ahh..sedari tadi aku hanya memperhatikan orang-orang. Lihat saja diriku ini..Mukaku tampak berminyak dan lesu. Aku cuek saja,  jam segini untuk siapa aku berdandan?toh sampai dirumah akan langsung mandi dan menuntaskan peluh keringat yang menempel lekat di badan. Sungguh tak enak. Badanku serasa ingin rontok. Jadwal kuliah dari pagi sampai sore ditambah embel-embel kegiatan kampus cukup meletihkan badanku, setidaknya kepadatan jadwalku itu telah cukup menyita pikiranku ,sehingga tidak ada ruang lagi untuk memikirkan si dia. Okelah si dia lagi ,seandainya saja ia sudi mengantarku pulang.  Aku mengerti, ia mungkin sedang tak bisa mengantarku pulang seperti biasanya.Ahh sial, dalam suasana begini aku malah mengingatnya lagi.


       Suasana maghrib cukup padat. Hari kian gelap. Lampu-lampu jalan mulai berpendar temaram. Kendaraan mulai hilir mudik menyesaki jalanan yang kian padat. Warung-warung di pinggir jalan ada yang mulai menutup gulungan terpalnya ada pula yang baru buka dan menyalakan lampu kecilnya.Alunan lagu yang diputar sopir pete-pete makin dalam dan syahdu. Makin petang makin lawas nan melayu.
Yah,suasana ini cukup ku menikmati ..Makassar Maghrib..
Aku ingin segera tiba di rumah!


.

Sabtu, 02 Juni 2012

Tetes-Tetes Hujan...

Lampu  jalan masih memendar cahaya khas yang sayu ,kala kulihat dari bilik kamar..
Sepi dan Dingin..
Suasana diluar masih lembap,kala hujan telah tumpah ruah memberikan nikmat pada tanah yang haus..

Sementara aku masih menghitung,detik demi detik dari jarum jam yang terus menggelitik dinding kamarku..
Tik..Tik..Tik...
Seperti nada tetes hujan yang kini masih menempel di kaca jendela..
Seolah membawaku pada masa lalu, membawaku pada titik pertanyaan yang berbisik dalam hati
Perasaanku langsung terenyuh..Sepertinya sakit ini khas..
Tetes-tetes hujan mengingatkanku pada sesuatu..
Entah..
Aku berpikir keras mengingatnya,namun nihil..

Cahaya lampu jalan yang khas masih berpendar ..
Bau lembap dan hawa dingin masih jelas terasa hingga rusuk 
Suasana ini terbawa pada perasaan masa lalu,
Saat tetes -tetes hujan ini  terasa pilu..

Tetes-tetes hujan yang menempel dikaca jendela..
mengingatkanku pada kerinduan dan penantian ..
Tiap titik tetesannya seolah  berbicara, tak usah kau nanti
Ia terlalu semu untuk kembali

Yah, Tetes-tetes hujan itu berbicara...
bahwa aku sendiri disini.......







"Tiada guna merindukan yang telah hilang..Ia terlalu semu untuk kembali "




Minggu, 29 April 2012

Hanya Perlu Satu Nama..

Hanya perlu satu nama..
yang mengingatkanku pada senyuman dikala langit memerah
disaat layang warna-warni membubung tinggi dengan terpaan angin semi yang menerpa di celah poni

Hanya perlu satu nama..
yang mengingatkanku pada cerita dongeng dikala kolong langit menyelimuti malam
pada kecupan manis dan guyonan hangat saat hari badan menutup lelah
Hanya perlu satu nama
yang mengingatkanku pada deruman khas roda dua yang membangunkanku dikala fajar menggelitik rona wajahku
pada kemesraan kaleng biskuit dan segelas susu dari serambi
pada tawa renyah yang menyambut derap kecil langkahku..
pada badan tegap yang sigap menopong badanku saat hari memulai episode

Hanya perlu satu nama
yang membuatku  tahu kemana ku harus mengadu
saat dunia sedang tidak bersahabat
dan gelegar petir yang membuatku meringkik dibawah selimut usang
hanya tangannya yang menghapus senggukan perih dalam tangisku

Hanya perlu satu nama..
yang memecah pelupuk mata mengingat memori yang terpaksa menutup lembar demi lembarannya
bergerak jauh menghindari waktu yang pernah mesra
mendetingkan nada kosong pada tembok pucat pasi

pada akhirnya sebuah nama itu menghentikan pelangiku pada perpisahan
warnanya masih membiaskan kelabu,menunggu dirinya menggoreskan warna lagi pada selembar kertas gambar yang pernah ia berikan padaku

nama itu..
masih ada 
raganya masih bisa kutatap dalam jarak jauh
nafasnya masih mengetuk lirih dalam dekapan 
ia hanya pergi untuk menitip rindu
jika saja dendam tiada lagi terperih

Suatu saat ,ego jualah yang membuatnya harus kembali
aku masih menunggu sosok nama itu
dan menemaniku dalam setiap dongeng sebelum tidur

selalu......


*untuk para lelaki-lelakiKu yang telah membesarkanku, always miss you,Paman dan Etta ..*





 




Kamis, 05 April 2012

Tanyaku Abadi..




 Aku tertegun saat seseorang  meyakinkanku pada sebuah harapan yang masih semu..
Menetapkan pada satu-satunya pilihan yang akan menjadi 'tujuan'
Aku masih bertanya pada angin..
Apakah keabadian itu ?

Toh..,
Salah satu dari kita akan pergi dan tetap tinggal..
Menitipkan kenangan pada jiwa yang sendu
Lalu menyepi,  dan memeluk sepi..
Meneguk nafas yang masih tersimpan dalam ujung nadi yang terlanjur kau ikat
Sementara awan hanya melambai pedih,menatap mataku yang nanar mencari jiwa yang hilang

Pada akhirnya ucapan itu semu..
Kebahagiaan tidak mengenggammu hingga akhir
Lorong sepi akan ada dihadapanku dan menuntunku,bahwa masih ada jalan yang akan ku tatih sendiri
Mungkin jalan untuk bersama menuju kekekalan... 
atau mungkin kita memang harus sampai disini
Entahlah..

Aku masih sangsi pada keabadiaan ..
Karena suatu saat, aku  tak bisa memelukmu selamanya.
Memberimu kepedihan seolah lupa manis itu pernah ada...
Membuncahkan mendung dimatamu,lalu jari demi jariku perlahan lepas dari eratanmu
dan mata tak saling beradu lagi dalam pagi
yang ada hanya tinggal hening dan menyapa pergi..






 

Meuthia's World Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger